Sosok Kehidupan HASAN
Al-BANNA
Dikalangan para pendiri dan anggota
Ikhwanul Muslimun, Hasan Al-Banna dikenal sebagai sosok yang rendah hati, daya
ingatnya kuat, selalu semangat dan tak kenal lelah, mencintai sesama manusia
dan berlaku lembut kepada mereka, selalu senyum, pemberani, dan juga tidak
pernah meninggalkan sholat malam.
Sayyid Quthb, salah
seorang anggota Ikhwanul Muslimun, mengomentari Hasan Al-Banna, “ Sesuatu yang
besar dalam diri Hasan Al-Banna adalah dia slalu berpikiran positif, berbuat
baik, dan jenius ”.
Syekh Muhammad Al- Hamid
mengomentari Imam Asy-Syahid, “ Sejak lama umat Islam tidak menjumpai orang
seperti Hassan Al-Banna ”. Syekh An-Nadwi juga berkomentar tentang diri Hasan
Al-Banna, “ Dia adalah sosok yang mngejutkan Mesir dan dunia Islam ”.
Sesuatu saat terjadi
kekacauan di Mesir dan pemerintah yang tidak mampu mengatasinya. Pemerintah
langsung menuduh Ikhwanul Muslimin yang ada dibalik kekacauan tersebut. Dengan
alasan ini, pemerintah Mesir menutup kantor-kantor Ikhwanul Muslimin dan banyak
anggotanya yang dipenjara serta organisasi mereka dibubarkan.
Sementara sang pendiri
Ikhwanul Muslimin, terbunuh sebagai Syahid pada tahun 1948 didekat perempatan
Ramsis. Disuatu malam, ada tiga orang yang menembakkan senjata ke arah Hasan
Al-Banna dan mreka langsung melarikan diri. Oleh banyak kalangan, para penembak
misterius ini diyakini sebagai penembak “titipan” pemerintah. Dua dari mereka
adalah seorang intel dan satunya lagi adalah Muhammad Abdul Majid yang menjabat
sebagai kepala Keamanan Negara Mesir saat itu.
Hasan Al-Banna kemudian dilarikan ke rumah
saikt. Kerana adanya ancaman yang keras dari pemerintah, orang-orang tidak ada
yang berani mendekati dan membalut lukanya. Akibatnya, dua jam setelah
penembakan terhadap dirinya, Hasan Al-Banna meninggal dunia tanpa ada yang
memberinya pertolongan. Dia hanya dishalati oleh bapak dan keempat saudara
perempuanya.
Sebelumnya, pemerintah
memadamkan listrik terlebih dahulu didesanya. Pemerintah bersedia menyerahkan
jenazah kepada keluarganya, dengan syarat mereka tidak akan mengumumkan berita
duka. Jenazah kemudian dibawa oleh ayah dan saudara-saudaranya. Proses pemakan
jenazah dilakukan dala suasana yang angat mencekam dan dikelilingi oleh
tank-tank. Kuburannya dijaga ekstra ketat oleh tentara agar para pengikut Hasan
Al-banna tidak memindahkan jenazahnya.
Kepergian Hasan Al-Banna
pun menjadi duka berkepanjangan bagi umat Islam. Ia mewariskan sejumlah karya
monumental, diantaranya Mudzakkirat Ad-Du’at wa Ad-Da’iyyah (catatan
harian da’wah dan da’i) serta Ar-Rasail (kumpulan surat-surat). Selain
itu, Hasan Al-Banna mewariskan semangat dan teladan da’wah bagi seluruh aktivis
da’wah saat ini..
Posting Komentar