Al-Aqsha
diserang, umat islam diam seribu bahasa.
Kemana para mujahid? Ada apa dengasn kaum muslimin? Tidakkah merasa terusik,
seperti terusiknya pendeta kerisen bernama Peters Amiens, tatkala baitul maqdis
telah dikuasai umat islam pada tahun 1094. Sampai sampai ia membangkitkan
semangat raja-raja Kristen di Eropa agar segera merebut tanah suci itu, lalu enduduki dan menguasai.
DI
provokasinya kaisar Elexius komeninus dari Byzantium (konstatinopel)oleh Peter
Amiens, agar waspada terhadap kemungkinan kekuasaan islam saljuk menguasai
imperium konstatin yang besar itu. Kaisar pun erprovonikasi, lalu menyampaikan
permohonan kepada paus urbanus 2 agar segera mengeluarkan perintah suci kepada
raja-raja dibenua eropa untuk mengumpulkan kekuatan, merebut Baitul Maqdis dari
tangan kaum muslimin. Rinkasnya, Paus mengabulkan permohonan itu. “Deus La
Volts” (demikian kehendak tuhan). Seperti itulah seruan “jihad suci” dari mulut
sang paus, sebagai tanda dimulainya perang salib.
“fatwa”
Paus yang terkenal adalah, “Barang siapa yang bersedia masuk dalam angkatan
perang suci itu, akan diampunilah dosanya ,kecil maupun besar.”perang salib 1
(1097-1099) pun diberi keistimewaan sebagai penebus dosa. Prancis, Burundi dan
Normandi adalah bangsa eropa yang mendaftarkan diri sebagai “relawan jihad”.
Mereka dipimpin oleh raja dank au bansawan, seperti godfrey dari Burgundi, duke
dari Loftharigen dan sebagainya. Hampir 100 ribu tentara dalam pasukan itu.
Dari
konstantinopel, mereka melancarkan serangan kenegri-negri islam, lalu palestina
sebagai tujuan akihir. Pada tahun (1099 M), terkepunglah tanah suci palestina
dengan kekuatan 40 ribu tentara yang tersisa, sedangkan tentara mesir yang
mempertahankan kotanya hanya seribu orang saja. Setelah pengepungan selama 15
hari jatuhlah pertahanan kota dan masuklah Baitul Maqdis (palestina).
Saat
palestina ditakhlukan kaum salib, umat islam mendapatkan perlakuan keji yang
sulit dilupakan. Ahli-ahli sejarah perang salib mengakui terjadinya kebiadapan
itu,: orang islam dipaksa untuk menjatuhkan diri dari atas benteng, dibakar
hidup-hidup, ditarik kejalan dengan kuda-kuda perang mereka sampai mati,
kemudian mayatnya ditumpuk seperti menimbun sampah.
Ini
sekedar gambaran, bahwa kaum salibis saja begitu terusik ketika Baitul maqdi
yang diklaim sebagai tanah suci mereka, lalu dengan segera dibentuk angkatan
perang salib hingga tiga gelombang. Seharusnya, kaum muslimin di seluruh negri
bangkit, lebih bersemangat untuk tampil segera sebagai pembela Al-Aqsha.
Seruan
jihad itu bukan tidak pernah dikumandangkan kaum muslimin. Hanya saja,
keberadaan khalifah di Bagdad di bawah kekuasaaan sultan-sultan Saljuk ketika
itu sedemikian lemahya, sehingga yang tinggal hanya gelar KHALIFAHnya saja,
sedang kekuasaan nihil. Ada pula khalifah FAthimiah di Mesir, tetapi tidak
berdaya merebut kembali Baitul Maqdis. Saat itu moral raja-raja islam berada
dalam titik terendah, terpecah belah, cakar mencakar merebut kekuasaan.
Kebencian itu amat mendalam diantara mazhab sunni dan syi’ah. Akibatnya, mereka
tidak peduli Baitul Maqdisdikuasai agama lain.
Dalam
perang salib II tampil Nuruddi, Asadudin dan Shalahuddin, yang tentaranya
terdiri dari bangsa arab, Turki, dan Kurdi. Kekuatan ini full menjadi satu. Pasukan
muslim ini berhasil menghalau pasukan salibis dari Mesir. Tahukkah,
bagaimana kiat Shalahuddin Al-Ayyubi
Merebut Baitul Maqdis. (BERSAMBUNG)
Shalahuddin
berkeyakinan, untuk berjihad memerangi
kaum salib, ia harus mempersatukan Mesir dan Syam terlebeih
dahulu. Sebab, jika pasukan muslim terpecah sulit untuk mengusir musuh. Mesir yang sebelumnya diperintahkan kerajaan
Fathimiyyah yang berpaham syi’ah, dan Syam berpaham Sunnah.Oleh
Shalahuddin disatukanlah Mesir dan Syam
dngan mahzab Syafi’i, sehingga keduanya menjadi sejalan dibawah komando
Shalahuddin. Yang menarik, Shalahuddin pun memerangi kaum Ismailiyyah atau
Bathiniyyah yang sangat merugikan Islam.
Mesir dan syam pun tunduk dibawah
titah Shalahuddin. Sejumlah ekpedisi militer sebagai ahapan merebut Baitul
Maqdis. Ketika itu shalahuddin memerintahkan abanya Tauransyah pergi
menakhlukan Yaman, Hijaz (makkah dan Madinah) lebih dulu takluk dibawah mesir
yang dipimpin shalahuddin.
Pada tahun 1175, atas permintaan
shalahuddin di Baghdad mengeluarkan keputusan: mengakui Shalahuddin sebagai penguasa bagi Mesir, Maghribi, Naubah, Jazirah
Arab Bagian Timur, Palestina Dan Syiriah tengah. Dari pengalamannya bertempur,
Shalahuddin mempelajari penyebab
keruntuhanya dan kekalahan islam selama ini, diantaranya adalah perpcahapara
raja dan pemimpinnya. Yang satu ingin kejauhan yang lain, aar berkuasa sendiri.
Sebab lainya adalah sebab ekhianatan wazir di mesir, yang sudi berhubungan
dengan pihak suh, asal mereka mendapatkan jaminan kekuasaan.
Mengapa shalahuddin memerangi
raja-raja islam? Beliau yakin bahwa Amir- amir (Gubernur) ini tidak akan kuat
bertahan menghadapi pasukan salib, apalagi jika tidak ada kesatuan komando.
Dikhawatirkan, para Amir itu akan meletakan senjatanya dan membuat perjanjian
damai sendiri dengan musuh.
Yang ada dalam otaknya adalah harta dan tahta tetap ada dalam
gengamannya.
Teori perang Shalahuddin erbukti di
kemudian hari, ketika Raja Abdullah dari bangsa Arab, membuat perdamaian dengan
opsir inggris, saat perang sedang berkecamuk. Bukankah ini pengkhianatan.
Karena itulah, Shalahuddin lebih dulu membersihkan raja-raja arab sebelum ia
menghadapi musuh sesungguhnya (pasukan salib).
Satu hal yang menjadi factor
kemenangan adalah membangun kepribadiaan dari seorang pemimpin dan para
mujahid. Ada kesadaran dalam diri Shalahuddin, bahwa sebelum dia mempersatukan
orang lain, ia harus mempersatukan pribadinya dengan Tuhan. Sebelum ia menyuruh
orang lain disiplin diri, ia harus lebih dulu disiplinkan diri. Intinya, ia
harus menundukan dirinya sebelum menundukan musuhnya.
Shalahuddin seperti sedang mengingatkan, yang dating ini adalah
raja-raja eropa, bukan raja sembarangan. Mereka adalah musuh yang paling kuat
persenjataan dan pasukanya. Tanda salib saja bisa membangkitkan semangat juangnya.
“Apa arti perjuangan islam, kalau
pemimpin peperangan melawan musuh islam itu bukan seorang muslim sejati?
Rahasia kemenangan Nabi Muhammad SAW dala segala peperangan adalah karena
kekuatan iman dan kebesaran, “demikian (alm) buya haka pernah berujar.
Kepribadian dan keshalihan. Itulah
pelajaran pertama yang harus dimiliki tentara Allah. Shalahuddin adalah teladan
bagi pasukanya. Sholatnya selalu berjamaah, puasa senin-kamis tak pernah di tinggalkan, sekalipun .
Posting Komentar